Konektivitas Kota Khatulistiwa dan Provinsi Seribu Sungai

Hai Kalimantan!

Ini adalah kali pertama gue menginjakkan kaki di pulau Kalimantan. Kota pertama yang gue singgahi adalah Pontianak sebagai tujuan Transmate Journey di tahun ini.

konektivitas-transportasi-di-pontianak-dan-kalimantan-barat

Gue enggak pernah searching banyak mengenai kota ini, kecuali fakta gue pernah searching tentang kota Pontianak mengenai rute Kuching - Pontianak ataupun Brunei - Pontianak. Sebenarnya gue punya plan menjelajahi Malaysia atau Brunei lewat jalur ini. Namun karena pandemi, plan ini tak kunjung terpenuhi. Sampai akhirnya gue mendapatkan rute menjelajahi Pontianak dan sekitarnya untuk meliput konektivitas transportasi di sini.

Setiap bilang mau ke Pontianak, pasti banyak deh yang menyarankan untuk coba makanan ini coba makanan itu deh. Beneran bikin perut auto laper kalau ke Pontianak! Harga makanannya terjangkau, pilihan makanannya beragam dan cita rasanya khas banget. Pengen balik lagi deh rasanya ke Pontianak hanya untuk kulineran. Ada yang mau join? Hihi

Oh ya, ngomongin tentang Pontianak pasti semua orang tau kalau garis khatulistiwa berada di Pontianak tepatnya di Siantan. Maka dari itu, letak tugu khatulistiwa berada di kota ini. Sebagai kota khatulistiwa dan juga provinsi seribu sungai karena di kelilingi oleh ratusan sungai besar dan kecil membuat gue semakin penasaran bagaimana sih transportasi di kota ini?

Konektivitas Jalur Darat di Pontianak dan Kalimantan Barat

Buat gue yang suka traveling menggunakan transportasi umum karena alasan budget friendly alias hemat, gue selalu mencari tau terlebih dahulu mengenai transportasi daerah yang akan gue tuju. Nah gue tuh baru tau kalau ternyata di Pontianak memiliki transportasi DAMRI dengan rute yang beragam ke banyak daerah di Kalimantan Barat hingga ke Kalimantan Timur, oh ya bahkan ke luar negeri. Karena sebelum pandemi ada rute Pontianak - Kuching, Pontianak - Brunei, dll. Tentunya dengan rute yang banyak ini, akan mempermudah mobilitas masyarakat daerah dan juga wisatawan yang datang ke sini.

naik-damri-dari-bandara-supadio

Nah pasti banyak yang bilang kalau ke Pontianak jangan lupa untuk ke Singkawang, banyak banget yang menyarankan kayak gitu. DAMRI ternyata menyediakan rute Bandara Supadio ke Singkawang.



Lalu untuk rute antar kota dan antar provinsi lainnya gimana? Kamu bisa ke Terminal Sei Ambawang. Terminal ini melayani bus antar kota, antar provinsi hingga antar negara. Sayangnya, awal 2020 lalu karena pandemi rute ini untuk sementara di berhentikan. Padahal bagus banget loh interior Antar Negaranya. Semoga tahun depan beneran udah buka rute antar negara supaya bisa nyobain ke Luar Negeri dari Terminal Sei Ambawang ini.


Selain itu, di perbatasan Indonesia - Malaysia di Aruk juga menyediakan shuttle bus untuk PMI (Pekerja Migran Indonesia) yang akan pulang ke Indonesia. Jadi dari perbatasaan Malaysia PMI diturunkan, lanjut jalan kaki dari zona netral dan masuk ke pintu masuk Indonesia naik shuttle bus untuk proses cek kesehatan, imigrasi dan juga kepentingan karantina. Di perbatasan Aruk menyediakan tempat karantina untuk para PMI. Untuk biaya naik shuttle bus sebesar Rp10.000 atau 3ringgit.

Anyway, Aruk ini bagus banget loh. Biasanya perbatasan negara itu dibuat sebagus mungkin karena menjadi pride negara. Jadi bangga deh ngeliat perbatasan kita ini ternyata sebagus itu.

Konektivitas Jalur Sungai di Pontinak dan Sekitarnya


Selain transportasi darat yang sudah dilayani oleh DAMRI dengan baik, nah di Pontianak yang dilewati oleh Sungai Kapuas dan Sungai Landak yang super panjang, masyarakat lebih banyak yang memilih memotong jalan dengan melewati jalur sungai dengan menggunakan kapal ferry. Ada 2 pelabuhan yang gue kunjungi pada saat ke Pontianak kemarin. Yaitu Pelabuhan Bardan dan Pelabuhan Rasau Jaya.

Kedua pelabuhan ini yang membantu kendaraan maupun orang untuk menyebrang demi memotong jalan yang dilewati 2 sungai besar di Pontianak dan sekitarnya.


Yang pertama adalah Pelabuhan Bardan dan Siantan yang memakan waktu kurang lebih 10 menit aja loh. Jika dibandingkan dengan jalur darat, antar daerah ini akan memakan waktu kurang lebih dari 1 jam (belum lagi kalau macet ya). Adanya pelabuhan ini mempermudah mobilitas masyarakat untuk berpindah lokasi.

Untuk tarifnya dikenakan Rp500 untuk pelajar, Rp2.500 untuk pejalan kaki, pengguna motor Rp5.000 - Rp6.000, pengguna mobil Rp22.000 - Rp25.000 dan untuk pengguna truk Rp29.000 - Rp38.000. Masih sangat terjangkau untuk ukuran menyebrang yang cepat dan praktis dibandingkan harus menghabiskan jalan.



Yang kedua adalah Pelabuhan Rasau Jaya dan Pelabuhan Pinang Luar. Pelabuhan ini berlokasikan kurang lebih 1 jam dari kota Pontianak. Untuk penyebrangan ini karena gue datang di sore hari dan merupakan penyebrangan terakhir, jadi terlihat agak sepi dibandingkan dengan Pelabuhan Bardan. Tapi menurut gue, keberadaan pelabuhan ini membantu banyak orang yang ingin menyebrang.

Kalau nggak salah, harga menyebrangnya pun sama kurang lebih Rp5.000. Untuk perjalanan 2 pelabuhan ini ditempuh kurang lebih 5 menit juga dan jadwalnya setiap 30 menit sekali.

Ternyata Kalimantan nggak seperti yang dibayangan gue. Kalimantan Barat khususnya Pontianak dan sekitarnya sudah sangat maju, transportasi sudah memadai dan harganya sangat terjangkau. Moda transportasi yang ada benar-benar memberikan kemudahan mobilitas masyarakat, harapannya semoga transportasi di Kalimantan Barat terus berkembang sehingga ada rute untuk setiap daerah.

Next harus banget balik ke Pontianak dan Singkawang untuk nyobain seluruh kuliner dan menikmati wisatanya lebih lama. Semoga tulisan ini bermanfaat!

1 comment

  1. konektivitas transportasi udah mulai merata ya termasuk di Kalimantan. Soon yok ke Kuching dan Brunei via darat!!!

    ReplyDelete