Sedikit Menghargai Waktu Orang Lain, Tak Ada Salahnya

Tulisan ini mungkin muncul ketika beberapa kali gue janjian sama orang, baik itu "calon customer" ataupun "temen gue" dan disaat gue kebetulan lagi teburu-buru. Dan pada akhirnya, gue jadi self-reflections and need to reform it, I mean jadi berkaca sama diri gue.

Jadi gini, budaya yang sudah kental di Indonesia ini adalah "Jam Karet" alias "Ngaret" alias "datang tak tepat waktu". Kebanyakan orang di Indonesia ini udah berteman baik dengan ngaret ini, lho. Yang pada akhirnya malah jadi kebiasaan.

Awal mula ngaret ini gue rasa karena kita sudah terbiasa dengan itu hingga akhirnya muncul lah mindset kalau kita datang tepat waktu, kita yang akhirnya malahan menunggu. Dan ini adalah fakta yang ada. Begitupun dengan gue. Sebelumnya gue sering banget yang namanya datang tidak tepat waktu, datang menunggu orang-orang sudah hadir dan sebagainya.

Tips Mudik Aman dan Nyaman Bersama Asuransi Astra

Pada hari Sabtu lalu tepatnya tanggal 26 Mei 2018, saya menghadiri undangan dari Asuransi Astra yang berlokasikan di Harlequin Bistro, Kemang. Ini adalah kali kedua saya menghadiri undangan dari Asuransi Astra, yang pertama dalam rangka Pijar Ilmu dan yang kedua adalah Iftar Together.


Di Iftar Together ini, Asuransi Astra memberikan banyak materi yang bermanfaat khususnya untuk yang ingin melaksanakan Mudik Lebaran dan membawa kendaraan sendiri.

Itinerary Liburan di Bangkok 6D5N | Sunset in Asiatique (Story, Tips and Trick Part 3)

18 Februari 2018 (Chinatown, Asiatique)
Ini adalah hari terakhir gue di Bangkok, karena besok gue akan naik bus menuju Hat Yai dan menuju Kuala Lumpur lewat jalur darat. Ke Chinatown untuk beli semua pesanan tas serut yang totalnya 30 belum lagi titipan bedak Ponds. Tas gue penuh titipan coyy! Tapi karena jastip inilah yang membantu gue bertahan di Thailand dan bahkan sampe pulang. Alafyu gengs. Anyway, kalian udah baca Part 2 nya atau belum? Kalau belum, klik di sini yaa!


Keresahan Yang Muncul Pada Awal Umur 20an Tentang Pekerjaan, Mencari Jati Diri dan Percintaan (Edisi Curhatan Pribadi)

Lulus di umur 17 tahun menyebabkan gue sedikit lebih cepat merasa dewasa di banding yang lainnya. Gue kelahiran 1997 sedangkan temen-temen gue lahir di tahun 1996. Sedikit merasa menabung umur di bandingkan yang lainnya. Dan karena gue anak pertama, yang udah dari awal terlatih untuk "lebih dewasa" dan "mengalah" (dalam artian jadi seorang kakak) membuat gue tumbuh jadi orang yang pantang menyerah untuk menggapai ambisi gue.

Ketika lulus teman-teman bingung ingin lanjut kuliah atau bekerja, gue malah terfokus cuma untuk ikut SBMPTN dan yang penting lulus dan gue kuliah gratis (gue terdaftar siswa dengan bidik-misi). Tapi, bukan rezeki gue dan akhirnya gue gak lulus.. Orang tua gue sempat menawarkan gue untuk kuliah, namun gue tolak karena gue bilang mau break dulu belajar.

Gue mendapatkan pekerjaan pertama gue, yaitu jadi kasir valet di Thamrin City. Namun cuma 2 bulan, karena ada masalah di Thamrin yang membuat gue akhirnya di mutasi di Senayan City. 4 bulan bertahan kerja di Senayan City yang mulanya cuma jadi keyguard, sampe akhirnya jadi kasir dan mewajibkan gue pakai lense. Setelah 6 bulan gue memutuskan buat resign dan mudik ke Palembang. Fokus gue saat ini adalah SBMPTN, dan target gue 2015 harus udah kuliah.

How To Get To Penang from Hatyai | Lost in Penang

Penang itu sebenernya gak masuk dalam list gue, gue hanya ingin singgah sejenak di Butterworth dan melanjutkan perjalanan menuju KL di karenakan penerbangan gue itu tepat esok hari di jam 4 sore, jadi gue harus segera bergegas tiba di Kuala Lumpur. Dari Padang besar gue naik MRT menuju Butterworth, di mana Butterworth ini adalah terminal dan banyak bis untuk menuju KL. Setibanya gue di Butterworth kurang lebih jam 4 sore, gue segera menuju counter tiket bus dan harganya mahal! Tapi selain mahal, gue pun gak sama sekali pegang uang Ringgit. Uang gue adanya di atm dan sisa $10 di dompet. Bingung lah gue, nanya ke orang sekitar gak ada yang tau di mana money changer maupun atm.


Tips Menginap di Bandara Internasional (Singapura, Kuala Lumpur, Ho Chi Minh, Bangkok)

Bagaimana cara kita untuk memperhemat biaya pengeluaran selagi kita melakukan backpacking ke luar negeri? Menurut gue ada 2 jawaban untuk ini. Yang pertama, kita bisa mencari tiket bus, kereta malam ataupun penerbangan dan sampai di keesokan harinya. Dan yang kedua ialah tidur di bandara. Hah? Kok tidur di bandara? Emangnya gak diusir sama petugasnya? Emang gak malu? Emang emang emang emang gue pikirin..... Sebenernya kedua jawaban ini sudah pernah gue lakuin sebelumnya. Yang pertama, gue ambil kereta malam menuju Hat Yai dari Bangkok dan tiba keesokan harinya. Jadi, gue memperhemat pengeluaran untuk hostel. Lalu buat jawaban yang kedua, gue pernah emang niat tidur di bandara Singapura, iya Changi airport. Karena kalian pasti tau apa-apa di Singapura mahal, jadi gue memutuskan untuk berhemat dengan cara tidur di bandara. Berikut gue akan list beberapa bandara yang udah gue singgahi hanya untuk numpang tidur!