Showing posts with label Thoughts. Show all posts

Thank You 2021, Welcome 2022!

Hello 2022!

Udah tanggal 16 aja nih, gak berasa setengah bulan dari awal tahun sudah terlewat. Tapi masih mau nulis ini, sebagai tanda terima kasih untuk diri sendiri dan sebagai reminder setelah banyak hal yang sudah gue lewati.


Menulis bagi gue adalah sesuatu yang sangat gue sukai dari awal. Sesuatu yang sampai saat ini, sering memberikan berbagai macam kesempatan serta peluang untuk dapat pundi pundi rezeki. Dari 2017, berniat hanya untuk "sharing" mana tau sekarang menjadi salah satu sumber pendapatan juga. Tapi, sayang banget makin ke sini, minat menulis dan membaca gue turun drastis. Entah sebenernya gue yang terlalu banyak mengeluh, atau gue yang merasa sok sibuk sendiri.

Umur 25 Tahun? Mesti Ngapain sih Sebenernya? | Mental Health Matters!

Terkadang gue ngerasa kalau waktu berjalan sangat cepat. Lebih cepat dari apa yang gue bayangkan. Gak berasa, tahun depan gue akan menginjakkan umur 25 tahun. Rasanya, baru aja 5 tahun lalu gue memberanikan langkah kaki gue untuk berjalan sesukanya, memilih langkah yang ia inginkan, menuju ke jalan yang ia sukai. Membiarkannya melangkah, sesukanya.


umur-25-harusnya-ngapain

Pesan yang Bisa di Petik dari Drama "The World of the Married (부부의 세계)"

Dari bulan Maret lalu, dunia drama korea sedang dihebohkan dengan satu drama yang membuat banyak orang tarik urat. Iya, drama apalagi kalau bukan The World of the Married. Di awal penayangan drama ini bahkan berhasil meraih rating tertinggi sepanjang sejarah seluruh jaringan televisi kabel di Korea. Drama ini juga berhasil salip pencapaian drama "Sky Castle" yang memiliki rating 23,78 persen, drama yang tayang sejak November 2018 berhasil dipertahankan hingga episode terakhir di Februari 2019.


Pada episode awal drama ini ditayangkan, rating yang semula 6,3 persen dan 10 persen pada dua episode awal dan pada episode 15, drama ini berhasil mencetak rekor baru untuk rating permirsa tertinggi yang pernah dicapai oleh drama apapun dalam sejarah drama korea. Berhubung hari ini adalah hari dari drama The World of the Married ini mencapai rating tertinggi yaitu di angka 28.6 persen. Keren banget nggak sih?

Backpacker not Begpacker! (Fenomena Begpacker di Asia Tenggara)

Maraknya fenomena Begpacker makin ke sini makin merajarela, di saat kalian traveling tapi malahan nyusahin diri sendiri bahkan orang lain. Menyebut diri sebagai Backpacker tapi malahan berakhir menjadi Begpacker. Jadi kalian tau gak sih apa itu begpacker yang sebenarnya?

Well, apasih begpacker itu sendiri? Beg itu berasal dari bahasa inggris yang berarti mengemis. Yang berarti begpacker adalah mengemis demi melakukan perjalanan. Menurut kalian gimana? Etis gak sih? Kalian mau liburan, tapi minta orang lain yang memberikan dana. Emangnya kalian rela? Mending uangnya di pake buat traveling sendiri, ya gak sih?


Persiapan Perjalanan Selanjutnya

Abaikan ekspresi wajah w
Tahun ini mungkin tahun gue paling banyak melakukan perjalanan. Alhamdulillah. Bulan September nanti gue akan kolaborasi dengan @ngilang.sebentar dan melakukan perjalanan berdua dengan @rafikaaulia alias ka fika ke salah satu tempat wisata di Indonesia. Mungkin ini akan menjadi suatu perjalanan yang paling berkesan bagi gue bahkan dari awal, karena proses menabung sampai akhirnya uang kita sudah cukup itu panjang ceritanya. Lokasinya masih di rahasiakan sampai waktunya nanti! Haha. Penasaran ya? Tungguin oke. Perjalanannya dimulai tanggal 10 September, dan masih belum tau sampai kapan karena akan menyesuaikan saja. Semoga tidak ada kendala sampai akhir!

Menjadi Pribadi yang Lebih Baik


Akhir-akhir ini, gue jadi lebih sering mikir. Lebih sering merenung dan lebih sering mencoba untuk terbuka walaupun pada akhirnya gue tetep jadi orang yang lebih cepat terpancing emosi di banding yang lain. Entah, gue masih belajar untuk mengontrol emosi gue yang mudah naik turun.

2 tahun belakangan ini, gue sedang merasa di fase stabil karena sudah menemukan apa yang menjadi interest gue. Which is gue baru 21 dan berhasil menemukan apa yang mau dituju. Bersyukur? Iya. Gue menemukan "diri" gue di umur yang tergolong masih muda, yang mana gue masih punya banyak kesempatan untuk merealisasikan apa yang jadi tujuan gue tersebut.

Setiap Orang Punya Zona Waktunya Masing-Masing


Bisa di bilang perjalanan gue cukup panjang sampai akhirnya gue bisa menemukan apa yang menjadi "interest" gue. Banyak hal yang sebelumnya udah gue lakuin, banyak seminar, workshop yang gue hadiri dan juga udah banyak orang yang gue temui untuk bertukar pikiran. Memang tidak semudah itu sih untuk menemukan jati diri kita. Penuh perjuangan, banyak jatuh bangunnya. And I guess, I am not the only one.

Gue bersyukur pernah masuk OSIS dan paskibra di waktu SMP yang ternyata mempunyai pengaruh yang cukup besar buat gue untuk bidang organisasi. Bermulakan karena cuma suka sama senior gue, alhasil gue bertahan di OSIS dan paskibra sampai lulus. Haha memang terdengar agak konyol tapi begitu faktanya.

Sedikit Menghargai Waktu Orang Lain, Tak Ada Salahnya

Tulisan ini mungkin muncul ketika beberapa kali gue janjian sama orang, baik itu "calon customer" ataupun "temen gue" dan disaat gue kebetulan lagi teburu-buru. Dan pada akhirnya, gue jadi self-reflections and need to reform it, I mean jadi berkaca sama diri gue.

Jadi gini, budaya yang sudah kental di Indonesia ini adalah "Jam Karet" alias "Ngaret" alias "datang tak tepat waktu". Kebanyakan orang di Indonesia ini udah berteman baik dengan ngaret ini, lho. Yang pada akhirnya malah jadi kebiasaan.

Awal mula ngaret ini gue rasa karena kita sudah terbiasa dengan itu hingga akhirnya muncul lah mindset kalau kita datang tepat waktu, kita yang akhirnya malahan menunggu. Dan ini adalah fakta yang ada. Begitupun dengan gue. Sebelumnya gue sering banget yang namanya datang tidak tepat waktu, datang menunggu orang-orang sudah hadir dan sebagainya.

Keresahan Yang Muncul Pada Awal Umur 20an Tentang Pekerjaan, Mencari Jati Diri dan Percintaan (Edisi Curhatan Pribadi)

Lulus di umur 17 tahun menyebabkan gue sedikit lebih cepat merasa dewasa di banding yang lainnya. Gue kelahiran 1997 sedangkan temen-temen gue lahir di tahun 1996. Sedikit merasa menabung umur di bandingkan yang lainnya. Dan karena gue anak pertama, yang udah dari awal terlatih untuk "lebih dewasa" dan "mengalah" (dalam artian jadi seorang kakak) membuat gue tumbuh jadi orang yang pantang menyerah untuk menggapai ambisi gue.

Ketika lulus teman-teman bingung ingin lanjut kuliah atau bekerja, gue malah terfokus cuma untuk ikut SBMPTN dan yang penting lulus dan gue kuliah gratis (gue terdaftar siswa dengan bidik-misi). Tapi, bukan rezeki gue dan akhirnya gue gak lulus.. Orang tua gue sempat menawarkan gue untuk kuliah, namun gue tolak karena gue bilang mau break dulu belajar.

Gue mendapatkan pekerjaan pertama gue, yaitu jadi kasir valet di Thamrin City. Namun cuma 2 bulan, karena ada masalah di Thamrin yang membuat gue akhirnya di mutasi di Senayan City. 4 bulan bertahan kerja di Senayan City yang mulanya cuma jadi keyguard, sampe akhirnya jadi kasir dan mewajibkan gue pakai lense. Setelah 6 bulan gue memutuskan buat resign dan mudik ke Palembang. Fokus gue saat ini adalah SBMPTN, dan target gue 2015 harus udah kuliah.

Pendidikan Moral di Era Globalisasi

Globalisasi banyak membawa kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi. Dengan berkembangnya teknologi yang semakin canggih, tentu saja membawa banyak perubahan, dari segi sikap dan juga perilaku.
Sayangnya, kemajuan tersebut menjadi dilematis. Di satu sisi membawa kemudahan-kemudahan, tapi disisi lain ada dampak buruk yang diakibatkan oleh penerapan ilmu pengetahuan dalam bentuk teknologi modern seperti maraknya krisis lingkungan, krisis nilai-nilai kemanusiaan dalam bentuk pelanggaran hak asasi manusia dengan meningkat jumlah pengguna senjata pembunuh massal, dan krisis moral (Samsuri, 2012: 73).