Membangun Rasa Timur Bersama EcoNusa Outlook 2022

Indonesia Timur memiliki banyak sekali destinasi wisata yang memukau. Mulai dari Sulawesi, NTT, Maluku hingga ke Papua. Namun dibalik keindahan dan juga potensi wisatanya perlu kita ketahui bahwa Indonesia Timur adalah kita dan juga merupakan benteng terakhir iklim kita.

indonesia-timur-adalah-kita

Hutan di Indonesia sebelum dibabat habis-habisan memiliki total mencapai 110juta hektar, sedangkan saat ini hanya hutan di Papua yang tersisa dengan luas 38,6 juta hektar. Bagaimanakah nasib hutan kita ke depannya?? Dan bagaimana juga nasib perubahan iklim yang kita rasakan?

Dampak serta Fenomena Perubahan Iklim di Indonesia

Sadar gak sih perubahan cuaca yang cukup ekstrem merupakan salah satu dampak serta fenomena dari perubahan iklim? Bahkan hanya 6,59 persen orang di Indonesia yang khawatir terhadap adanya perubahan iklim. Padahal perubahan iklim ini memiliki dampak yang cukup serius untuk kehidupan manusia.

Econusa-outlook-2022

Lalu apa hubungannya antara hutan di Indonesia dengan perubahan iklim yang kita alami? Hutan memiliki fungsi untuk menampung karbon dioksida, habitat hewan, menjaga dan mempertahankan kesuburan tanah, dan yang terpenting hutan adalah paru-paru dunia.

Maka dari itu Yayasan Nusantara Berkelanjutan (EcoNusa Fondation) terlibat aktif bersama masyarakat adat untuk menggali potensi lokal dan memanfaatkannya melalui pendampingan dan pelatihan agar memiliki keterampilan dalam mengelola sumber daya alam sambil menjaga hutan dan juga laut.

Membangun Rasa Timur Bersama EcoNusa Outlook 2022

Dalam acara EcoNusa Outlook 2022 dengan tema Rasa Timur untuk mengajak masyarakat melihat ke depan mengenai perubahan iklim yang dampaknya sudah kita rasakan. Untuk mencapai rasa peduli, memang kita harus merasakan hal dan mencegah agar dampak perubahan iklim ini tidak semakin memburuk.

Acara EcoNusa Outlook 2022 ini di buka dengan penampilan Noken Lab dengan iringan musik beserta pakaian khas yang membuat para penonton terbawa suasana rasa timur di acara ini.

rasa-timur-econusa-outlook-2022

Sebagai penonton saya sangat menikmati penampilan dari Noken Lab ini, karena benar-benar membangun suasana sehingga semakin terasa kemeriahan serta iringan lagunya yang enerjik.

Kemudian acara dilanjutkan oleh ibu Amalia Adininggar Wisyasanti yang merupakan Deputi Bidang Ekonomi Bapennas menjelaskan mengenai pertumbuhan ekonomi di Indonesia. Seperti yang kita ketahui, masa pandemi ini membuat keadaan serta tidak pasti. Namun ternyata perekonomian di Indonesia di tahun 2021 mengalami pertumbuhan yang positif.

rasa-timur-econusa-outlook-2022

Dan tahukah kamu bahwa pertembuhan ekonomi di tahun 2021 didorong oleh Indonesia Bagian Timur? Maluku dan Papua tumbuh tinggi didorong oleh Provinsi Maluku Utara (seiring dengan tingginya pertumbuhan investasi dan ekspor nikel dan turunannya). Sedangkan papua dengan pertumbuhan investasi dan ekspor di bidang emas dan tembaga.

Masyarakat adat timur masih bergantung pada hutan. Itulah yang menjadi concern bapak Dr. Johny Kamuru selaku Bupati Sorong untuk berkomitmen mencabut izin usaha perkebunan dua perusahaan sawit di Papua Barat.

indonesia-timur-adalah-kita

Masyarakat di Papua akan kehilangan sumber penghidupan mereka apabila tidak dengan tegas mencabut izin tersebut.


Bustar Maitar selaku CEO dari EcoNusa menjelaskan dalam Outlook 2022, semangat dalam membangun Rasa Timur melalui #DefendingParadise untuk memastikan keberlangsungan ekosistem kehidupan. Melalui kolaborasi dengan banyak pihak untuk saling membantu menjaga hutan, laut dan alam Timur di Indonesia.

Sejalan dengan visi EcoNusa untuk terus mengelola sumber daya alam yang berkeadilan dan berkelanjutan. Membagi rasa untuk menjaga kehidupan manusia dan alam.

Mencari Peluang dari Ancaman untuk Meningkatkan Perekonomian

Sering mendengar istilah "The Power of Kepepet"? Terkadang untuk mendapatkan peluang, perlu ada trigger yang pada akhirnya menghasilkan sesuatu yang kreatif. Ibu Reyna Tuasela merupakan Pendeta Batseba dari Gereja Protestan di Papua bercerita mengenai salah satu hal yang harusnya merupakan ancaman, namun akhirnya malah menjadi peluang.



Ikan gastor merupakan ancaman keberadaan ikan sumpit dan arwana di Distrik Muting Kabupaten Merauke. Masyarakat Gereja ini berkolaborasi dengan EcoNusa dalam GERMAS (Gerakan Masyarakat) untuk meningkatkan ekonomi masyarakat, menemukan peluang untuk menjadikan ikan gastor ini menjadi abon.

Ancaman yang tadinya membuat khawatir, dengan ide kreatif ini akhirnya menjadi sesuatu yang baru. Masyarakat lokal jika didukung dengan sumber daya yang baik, tentunya dapat dikembangkan juga dengan baik.

Cerita Inspiratif dari Anak Muda asal Indonesia Timur

Yulince Zonggonau adalah seseorang yang sangat inspiratif. Ia adalah seorang pendamping masyarakat Teluk Arguni, Kaimana, Provinsi Papua Barat yang memiliki mimpi yang besar.



Berkat kerja kerasnya, beliau dapat menyelesaikan sekolahnya dengan baik. Bahkan tidak pernah membayar uang sekolah karena selalu mendapatkan beasiswa. Tekadnya yang kuat ini benar-benar membuat penonton terpukau. Ia memiliki mimpi dan cita-cita yang besar dan ia kembali untuk kembali membangun tempat asalnya.

Bersama EcoNusa, beliau membantu masyarakat di empat kampung untuk mengelola pala yang akhirnya menjadi sumber penghasilan masyarakat. Semoga kedepannya, akan lebih banyak masyarakat muda yang inspiratif dan kembali untuk membangun tanah kelahiran mereka.

Dari acara ini, banyak sekali insight yang saya dapatkan. Mulai dari bagaimana cara kita untuk lebih peduli terhadap lingkungan, hingga mendengarkan banyak sekali informasi mengenai Indonesia bagian Timur. Karena Indonesia Timur adalah Kita, maka kita pun harus berperan aktif dalam menjaga serta peduli akan isu yang terjadi di Indonesia Timur.



Sesuai dengan tema Rasa Timur bersama EcoNusa Outlook 2022, saya benar-benar sadar jika masih banyak potensi di Indonesia Timur yang bisa kita manfaatkan jika kelola dengan baik. Serta membuat lebih peduli akan isu lingkungan hingga masyarakat Timur. Acara yang benar-benar inspiratif dan harapannya dapat dimulai dari kita untuk kita.

No comments