Memahami Inklusi dan Literasi Keuangan #BisaJadiJADIBISA

Sadar gak sih kalau semakin hari semakin banyak orang sadar akan pentingnya mengatur keuangan. Untuk mengetahui gimana sih caranya mengatur keuangan tuh banyak banget hal yang bisa kita lakuin, mulai dari mendengarkan podcast, datang ke webinar sehingga bisa langsung curhat dan meminta saran dari pengisi acara, atau sharing dengan teman yang sudah melek keuangan.

home-credit-bisa-jadi-jadi-bisa

Banyak juga kita liat melalui social media, banyak banget millennials yang bisa mengatur keuangannya secara rapih dan apik sehingga menginspirasi banyak orang. Tapi inget ya, setiap orang punya pacenya masing-masing yaah. Jadi, tetap mengikuti kemampuan masing-masing dan gak perlu memenuhi standar yang dibuat masyarakat seperti harus memiliki 100jt di umur 25 tahun. Karena kita gak pernah tau mengenai gimana keuangan setiap orang, but at least kita harus tau bagaimana cara memanage uang dengan baik dan menjaga financial kita tetap sehat!

Sadar gak sih kalau setiap bulan Oktober, Otoritas Jasa Keuangan (OJK) menggelar Bulan Inklusi Keuangan? Karena bulan Oktober diperingati sebagai hari inklusi keuangan dan rupiah pertama kali digunakan di Indonesia. OJK menyampaikan melalui media massa bahwa tingkat literasi keuangan mencapai 49,9% serta iklusi keuangan masyarakat Indonesia mencapai 84,2% pada 2022.

Inklusi dan Literasi Keuangan #BisaJadiJADIBISA

Apasih sebenarnya inklusi keuangan itu sendiri? Sebelum ke literasi, baiknya kita pahami dulu mengenai inklusi ini sendiri. Inklusi keuangan merupakan hak dari setiap individu untuk memiliki akses keuangan yang cukup sehingga bisa bertransaksi dan membeli barang atau jasa. Apalagi sekarang millennial udah jarang banget kan yang punya cash, pasti lebih sering bertransaksi cashless.

Kebayang nggak, disaat millennial di kota besar sudah jarang menggunakan cash untuk transaksi, sedangkan di beberapa daerah masih belum terlalu memahami transaksi untuk membeli barang atau jasa. Nah itulah mengapa diperlukan literasi untuk mencapai inklusi keuangan yang merata dan juga menyeluruh. 

Bertepatan dengan bulan inklusi keuangan, maka dari itu PT Home Credit Indonesia sebagai salah satu perusahaan pembiayaan berbasis teknologi berupaya untuk meningkatkan inklusi dan literasi keuangan masyarakat melalui salah satu programnya yaitu #BisaJadiJADIBISA agar lebih memahami mengenai beragam jenis produk keuangan.

home-credit-bisa-jadi-jadi-bisa

Sheldon Chuan selaku Chief Marketing & Digital Officer Home Credit Indonesia menjelaskan dengan mengusung semangat baru, #BisaJadiJADIBISA ini bertujuan untuk membantu pelanggan setia Home Credit untuk mewujudkan berbagai rencana hidup sekaligus memberdayakan masyarakat untuk menjalani kehidupan yang di inginkan. Home Credit juga berkomitmen untuk terus meningkatkan inklusi keuangan masyarakat Indonesia melalui layanan keuangan.

Nah selain itu akan ada rangkaian pameran belanja multiproduk serta edukasi keuangan bernama PESTA yang akan diiringi konten-konten digital untuk meningkatkan literasi keuangan masyarakat luas. Nah gelaran PESTA ini diadakan di kota Bandung (23-29 Oktober), Medan (31 Oktober - 6 November), dan Manado (22-28 November). Selain mitra usaha dari Home Credit, akan banyak yang berpastisipasi seperti komunitas pesepeda bandung yang akan melakukan fun bike sambil mengumpulkan sampah plastik daur ulang, dan akan ada pihak OJK wilayah Medan yang berpartisipasi dan memberikan edukasi keuangan di acara PESTA nanti.

Tips Mengelola Keuangan

Selain Sledon Chuan selaku Chief Marketing & Digital Officer Home Credit, ada juga Ajisatria Suleiman selaku Researcher Center for Indonesia dan Melvin Mumpuni selaku CEO Finansialku.com yang memberikan penjelasan mengenai inklusi dan literasi keuangan serta memberikan tips mengelola keuangan.

home-credit-bisa-jadi-jadi-bisa

Ajisatria memberikan penjelasan mengenai beberapa layanan keuangan yang perlu dirancang secara khusus oleh perusahaan keuangan supaya pelanggan dapat meningkatkan literasi keuangan pribadinya di samping mendapatkan manfaat dari layanan yang digunakannya. Karena ada banyak kasus seperti pelanggan yang belum melek keuangan, sehingga jasa keuangan perlu memastikan bahwa pelanggan memahami secara menyeluruh mengenai produk dan juga layanan tersebut.

Apalagi para generasi millennial yang baru pertama kali mengajukan pinjaman, pasti dari mereka mikir kalau sekali terlambat itu gak apa. Tapi perlu diketahui kalau track record kita itu di awasi OJK loh, jadi sebisa mungkin enggak telat dalam melakukan pembayaran apapun ya!

Itulah kenapa semua pihak perlu memastikan efektivitas dari program literasi keuangan yang selama ini sudah dijalakan mengingat tingkat literasi keuangan masih relatif rendah dibandingkan dengan inklusi keuangan. Karena baik inklusi dan literasi keuangan, harus berjalan secara beriringan.

Ada gak sih yang suka melakukan kredit? Dan menurut kalian, apakah kredit itu tidak dibenarkan?

Jawabannya kredit itu dibenarkan dan masih diperbolehkan, asal saat keuangan kita sehat dan tidak memaksakan. Bahkan Melvin Mumpuni menjelaskan ada yang disebut dengan kredit produktif loh. Maksudnya kredit produktif itu apa sih?

Jadi kita membeli suatu hal yang menunjang produktifitas kita. Seperti membeli handphone yang digunakan untuk membuat sesuatu hal yang produktif (konten, foto yang dijual, dan lain sebagainya). Ataupun membeli laptop yang digunakan untuk bekerja. Kalau laptopnya mendukung, kerja jadi lebih cepat selesai sehingga bikin kita menjadi semakin rajin lagi bekerjanya.

Tapi dengan catatan, pastikan kita memiliki penghasilan yang lebih besar dari pengeluaran. Punya dana darurat dan juga tabungan. Fungsinya untuk apa? Agar lebih mengetahui perencanaan keuangan kita. Berikut Piramida perencanaan keuangan dari Finansialku.

Selain itu, kamu juga bisa melakukan financial check up dari diri kamu sendiri supaya lebih jelas dan tau apakah keuangan kamu sehat ataupun tidak.

Apalagi untuk millennial dan kaum-kaum yang suka belanja kayak gue, wajib banget tau apakah pengeluaran kita ditahap wajar atau sudah melebihi cashflow yang seharusnya?

Aplikasi My Home Credit

Nah untuk temen-temen di sini yang ada niat untuk membeli gadget baru untuk kepentingan kerja, bisa di Home Credit juga loh! Karena ada layanan keuangan Home Credit seerti pembiayaan barang di toko, pembiayaan modal usaha, Buy Now Pay Later (BNPL) hingga asuransi yang dapat diakses oleh masyarakat melalui aplikasi My Home Credit.


Melalui aplikasi ini, kita dapat menggunakan layanan cepat dimana hanya membutuhkan 3 menit aja loh untuk mengetahui limit pembiayaan ketika mengajukan aplikasi pembiayaan barang di sekitar 22.000 toko milik mitra yang tersebar di hampir 200 kita di seluruh Indonesia.

Gimana nih? Tertarik nggak buat download dan coba mengajukan pinjaman di aplikasi My Home Credit?

Jangan lupa juga untuk tetap dan terus belajar mencari sumber informasi dan juga wawasan untuk melakukan money management. Salah satunya dengan melihat social media dari Home Credit yang memberikan wawasan serta keterampilan keuangan. Supaya keuangan kita lebih sehat dan juga lebih paham lagi mengenai cara menagtur keuangan. Semoga bermanfaat!

No comments