Menuju ke Kilometer 0 Indonesia di Sabang (Solo Backpacking to Sabang)

Karena tujuan utama gue ini adalah Sabang, tepatnya titik 0 kilometer yang berada di Pulau Sabang yang berarti gue harus menyebrangi laut terlebih dahulu untuk menuju ke Pulau Sabang dari Banda Aceh. Waktu yang terbatas menyebabkan gue harus mengambil keputudan ke Pulau Sabang hanya dalam waktu yang singkat, seperti beberapa jam saja. Gue menaiki kapal pertama yaitu jam 08.00 denhan kapal lambat, alasannya sederhana, karena gue memutuskan untuk PP dari Banda Aceh - Sabang - Banda Aceh, jadi waktu gue di Sabang cuma sebentar sehingga gue harus memaksimalkan waktu yang ada walaupun sebentar.

solo backpacking to sabang

Untuk menuju ke Pulau Sabang ini ada dua opsi kapal yang bisa kita ambil, yaitu kapal cepat dan kapal lambat. Apa sih bedanya naik kapal cepat dan lambat? Yang pasti adalah efisiensi waktu. Untuk kapal cepat memakan waktu berkisar 45 menit, sedangkan kapal lambat memakan waktu berkisar 2 jam. Bedanya jauh memang. Untuk tiket kapal cepat yaitu Rp80.000 sedangkan kapal lambat Rp25.000. Harganya bedanya lumayan jauh ya hehe. Untuk waktu keberangkatan, dari Banda Aceh menuju ke Pulau Sabang paling pertama jam 08.00, sedangkan dari Pulau Sabang menuju ke Banda Aceh pukul 14.00. Trus kenapa gue berangkat memilih naik kapal lambat? Karena saat gue berkunjung di bulan Ramadhan, kapal cepat beroperasi dari jam 10.00, jadi menurut gue menaiki kapal lambat adalah cara untuk memaksimalkan waktu yang ada.


Cara menuju ke pelabuhan Banda Aceh ini relatif mudah, karena di Banda Aceh ada gojek gue naik gojek dengan tujuan pelabuhan Ulee Lheue (baca: ulele), dengan tarif Rp20.000.

PULAU WEH (SABANG)

Sebenarnya di Pulau Sabang ini nggak cukup kalau dikunjungi hanya dalam beberapa jam saja, karena banyak banget destinasi wisata yang bisa dikunjungi. Sedih sih nggak bisa explore lebih huhu karena waktu yang sangat singkat. Saran gue, kalau kalian mau ke sini, siapkan waktu minimal 2 hari lah. Mulanya gue memang mau stay di Sabang, cuma berhubung hari sebelumnya gue missed flight (i know i am careless) jadinya mau nggak mau in rush.

Gue berangkat dari rumah host gue (Gio) jam 7, setelah tidur lagi usai sahur. Gio menemani gue untuk sahur padahal dia tidak terbiasa untuk sahur, terbaik banget memang. Gue tiba di pelabuhan Ulee Lheue berkisar jam setengah 8 dan sepi banget. Yaiyalah ya, orang-orang kayaknya masih pada tidur... Untuk pembelian tiket, sebelum menaiki kapal ada yang berseragam, nah kalian bisa beli tiketnya disini.



Kapal yang gue naiki nggak terlalu ramai, relatif sepi. Karena gue akan menempuh perjalanan selama kurang lebih 2 jam, yang gue putuskan pastinya adalah tidur. Mengingat gue bakalan nyetir motor hehe. Angin berhembus rasanya enak banget seakan-akan di nina boboin gitu.

Sepi bener kayak...............
Setelah beberapa saat, suara dari speaker membangunkan gue. Ternyata kita sudah sampai! Cepet juga 2 jam, nggak berasa karena gue tidur haha. Kapal pun sudah berlabuh. Gue turun dari kapal mengikuti kerumunan orang, gue nggak melihat ada tulisan penyewaan motor haha. Mana nggak ada yang nawarin pula! Sampai akhirnya gue bertanya kepada bapak-bapak baru deh diarahkan ke penyewaan motor. Sewa motor pada mulanya diberikan biaya Rp100.000, tapi bukan gue rasanya kalo nggak nawar. Akhirnya kita deal di harga Rp80.000, ya walaupun rugi. Gue nyewa dari jam 10 sampai jam 2 dengan harga segitu. Tapi, yaudahlah ya.... Nggak jauh dari pelabuhan gue beli bensin karena takut diperjalanan nggak nemu tukang bensin. Gue beli bensin Rp10.000. Dan perjalanan pun dimulai......

Ojeknya bwang...

Gue mengendarai sepeda motor sendirian, berbekal google maps dan petunjuk jalan yang ada. Perjalanan dari pelabuhan menuju ke Tugu Kilometer 0 memakan waktu kurang lebih satu jam dengan kecepatan motor standar. Jalanan sepi banget cuy! Mana gue mendengar desir air laut bikin gue merinding hahaha. Sumpah ya, rasanya sepanjang jalan gue merinding mengingat lokasi gue ini ada dimana hahaha. Yaudah akhirnya sepanjang jalan gue bisa berdoa aja semoga diberikan keselamatan.

TITIK 0 KILOMETER SABANG

Nyetir selama sejam rasanya kayak dari rumah mau ke kampus, nggak terlalu berasa. Karena pas gue liat ada tulisan sampai di Tugu Kilometer 0 gue langsung mikir "hah? udah sampe?". Kemudian gue parkir motor, buru-buru turun sangking semangatnya. Wah, terharu. Campur aduk rasanya memikirkan setelah ketinggalan pesawat hahaha, nyetir selama sejam dan finally i made it!!! Nyampe juga cuy di titik 0 KM Sabang. Langsung foto-foto dan menikmati momen yang lagi-lagi masih sepi banget.

kilometer-0-indonesia
Masih nggak nyangka! Huhu
Setelah puas foto di depan tulisan KM 0 ini, gue bergegas naik ke atas tugunya. Pemandangannya itu... Nggak bisa digambarkan dengan kata-kata, kalian liat sendiri aja ya ke sini hehe.

Kerudungnya ganti karena demi konten HAHAHA
Setelah beberapa saat, gue tuh mikir untuk ngambil sertifikat. Tapi karena nggak ada orang yaudah gue sibuk foto-foto lagi. Bikin gue bingung, tapi setelah satu jam berlalu, barulah datang orang. Gue tanya mereka juga nggak memberi pencerahan. Gue coba buka maps aja dan memutuskan untuk balik ke pelabuhan karena gue takut kelamaan nanti yang ada ketinggalan kapal dan terjebak, ketinggalan pesawat lagi dong! Haha. Jadinya gue langsung bergegas kabooor.


Sepanjang perjalanan gue mikir "ambil nggak ya?". Labil memang anaknya, rasanya sayang gitu kalau nggak diambil! Hati gue mengatakan ambil aja, masih keburu. Pikiran gue mengelak bilang nggak usah nanti ketinggalan kapal. Yaudah gue jalan aja deh ya, sepanjang jalan pulang gue menyempatkan diri untuk turun dan berfoto-foto. Bagus banget rasanya pemandangan disini.

pulau weh sabang

pulau weh sabang

Akhirnya gue malah nyasar dan ke lokasi pengambilan sertifikat haha yang bakalan gue pisah tulisannya. Usai mengambil sertifikat, gue bergegas balik ke pelabuhan. Berkisar setengah 2 gue sudah sampai di pelabuhan dan segera membeli tiket pulang dengan kapal cepat.


Mengingat gue belum berkunjung ke Masjid Baiturrahman. Kapal cepat ini lebih nyaman, karena AC. Tapi tempat duduknya sudah diatur jadinya nggak enak haha. Pokoknya gue harus banget balik ke Sabang dan berkunjung ke destinasi wisata lainnya. Semoga juga diberikan kesempatan untuk mengunjungi titik 0 KM di Merauke. Semoga tulisan ini bermanfaat, sampai jumpa ditulisan selanjutnya.

2 comments

  1. Bagus banget Mar. Aku juga mau ke O km Sabang (Merauke juga sih. Buahaha) Semoga kesampean. Eh btw, sertifikat apa tah maksudnya itu?

    ReplyDelete